Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Google umumkan inisiatif pendidikan untuk mendukung siswa dan guru


Pada acara Google for Indonesia yang kelima hari ini, Google mengumumkan beberapa inisiatif pendidikan untuk membantu  mahasiswa agar siap menghadapi ekonomi digital, serta membantu pengajar dan pelajar Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan pembelajaran jarak jauh.

Google mengumumkan bahwa Bangkit—akademi karier teknis yang didesain melalui kemitraan dengan Dirjen Pendidikan Tinggi dari Kemendikbud, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka—akan ditawarkan melalui Kampus Merdeka untuk hingga 3.000 mahasiswa terpilih yang memenuhi syarat tahun depan. Di samping kurikulum machine learning, Bangkit akan menawarkan dua topik pembelajaran lain agar mahasiswa siap untuk berkarier di bidang teknologi, yaitu pemrograman dengan pengembangan Android dan dasar-dasar Cloud dengan fokus pada Google Cloud Platform.


“Kami sangat senang dengan perkembangan Bangkit yang kini menjangkau lebih banyak pelajar di seluruh Indonesia, dan juga diselaraskan ke program Kampus Merdeka,” kata Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 


“Kami mengapresiasi kontribusi Google ke pendidikan tinggi, bersama dengan mitra Gojek, Tokopedia, dan Traveloka, sebagai sebuah kolaborasi penting untuk menjawab tantangan pemenuhan talenta digital Indonesia. Dengan fokus pada pembelajaran mesin (machine learning), kurikulum Bangkit ini membangun pondasi untuk penguatan ekonomi digital bangsa.”



Selain itu, melalui kemitraan dengan Kemendikbud dan Kementerian Agama, Google bekerja untuk membantu 45 juta pelajar dan pengajar menjalani pembelajaran jarak jauh menggunakan G Suite for Education.


“Tahun ini, COVID-19 secara drastis mengubah konsep-konsep pendidikan yang selama ini kita miliki dan Google berinvestasi dalam sejumlah program untuk membantu pelajar, pengajar, dan orang tua untuk terus melanjutkan pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh,” imbuh Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia. “Kami juga berinvestasi untuk mendukung ratusan lulusan dengan keterampilan machine learning yang sangat diminati, yang akan membantu mereka mendapatkan pekerjaan di perusahaan top ataupun mendirikan bisnis sendiri.”



Sementara itu, YouTube berusaha untuk mengembangkan kesempatan belajar melalui Akademi Edukreator, yang dirancang supaya anak muda, pengajar, dan tenaga profesional di Indonesia dapat membuat video pendidikan yang berkualitas tentang berbagai topik seperti sains dan keuangan. Bersama dengan Kok Bisa, salah satu duta YouTube Creators for Change, program ini akan memilih kreator dari angkatan pertama Akademi Edukreator untuk menerima pelatihan khusus guna meningkatkan mutu konten pendidikan mereka.