Tiga startups bagikan pengalamannya ikuti Google for Startups Accelerator
Banyak yang dipelajari oleh ketiga startup dari Indonesia yang terpilih dalam Google for Startups Accelerator: Southeast Asia. Ketiganya baru saja (12 November 2020) lulus dalam program ini dan membagikan apa yang mereka pelajari selama mengikuti program serta tips bagi perusahaan rintisan lainnya di Indonesia.
Kata.ai: Mengetahui best practice strategi dan teknik
Pada tahun 2016, Kata.ai memulai bisnisnya dengan mengembangkan platform AI percakapan yang memungkinkan berlangsungnya percakapan yang terasa alami antara bisnis dan pelanggan. Kata.ai dibuat berangkat dari permasalahan customer engagement melalui aplikasi media sosial atau aplikasi pesan (chatting) yang berjalan manual, di sisi lain para pelanggan ingin mendapatkan respon yang optimal dan cepat menggunakan aplikasi media sosial atau aplikasi pesan. Dengan adanya Kata.ai harapannya perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa memberikan pelayanan dan customer engagement yang terintegrasi dengan artificial intelligence atau biasa disebut oleh Kata.ai sebagai conversational artificial intelligence.
Irzan Raditya, CEO & Co-Founder Kata.ai
Pada Google for Startups Accelerator, Irzan Raditya, CEO & Co-Founder Kata.ai mengungkapkan ia mendapatkan ilmu baru seperti best practise di machine learning, AI, product management, UI/UX, termasuk B2B sales, dan partnership. Ia juga senang karena startup yang mengikuti program ini sangat terbuka, memiliki passion yang sama, dan saling mendukung.
Irzan juga berbagi tips bagi startup lainnya di luar sana “Belajar bisa dari mana saja. Program GFSA ini sangat menarik dan bermanfaat. Bagi para startup bisa belajar langsung dari talenta-talenta terbaik di Google dan jaringannya, sangatlah membantu untuk membuka jalan pikir, mengetahui best practise, dan strategy atau teknik tertentu di bidang terkait yang ingin dipelajari lebih dalam” pungkasnya.
Hacktiv8: Temukan strategi untuk pertahankan dan kembangkan bisnis
Hacktiv8 merupakan startup yang menyediakan program pembelajaran intensif yang mentransformasi pemula menjadi programmer siap kerja. Ronald Ishak, CEO Hacktiv8, mengaku, “Melalui program GfS Accelerator saya mendapat banyak pelajaran berharga dari para mentor hebat yang dihadirkan. Dari mereka, saya mempelajari berbagai sudut pandang bisnis, termasuk cara untuk mengelola bisnis pada berbagai skala, cara mempersiapkan dana untuk mengembangkan startup menjadi sebuah bisnis yang besar, dan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengambil keputusan.”
Ronald Ishak, CEO Hacktiv8
Lebih mengesankannya lagi, pada program ini Ronald berkesempatan untuk mendapatkan bimbingan secara personal terhadap bisnisnya. Ia berhasil menemukan blindspot pada bisnisnya dan mendapatkan perspektif dan teknik untuk membangun bisnisnya, hingga strategi untuk mengumpulkan dana meski di tengah masa pandemi. Setelah mengikuti program ini, Ronald berharap Hacktiv8 bisa semakin besar dan diperluas hingga ke Asia Tenggara agar semakin banyak talenta digital yang terdidik dan meraih pekerjaan impian mereka.
Ronald menambahkan, “Ada banyak sekali program akselerator di Indonesia, tetapi hanya Google yang memiliki daya tarik yang kuat karena menghadirkan mentor dan pembimbing terbaik dunia. Menurut saya, penting bagi para startup mengikuti acara seperti ini karena bisa membantu mereka menemukan strategi baru dan membangun relasi bisnis yang semakin luas.”
Riliv: Memahami human capital demi menciptakan talent yang baik sedini mungkin
Riliv merupakan one-stop aplikasi kesehatan mental pertama di Indonesia, resmi didirikan pada tahun 2015 dengan tujuan agar semua orang bisa sehat mental dengan mendapatkan akses kesehatan mental yang mudah dan efektif, dengan harga yang terjangkau, serta bebas stigma.
Audrey Maximillian Herli, Co-Founder dan CEO Riliv
Audrey Maximillian Herli, Co-Founder dan CEO Riliv menyampaikan: “Melalui program Google for Startup, kami mendapat banyak sekali kesempatan seperti lebih memahami mengenai human capital demi menciptakan talent yang baik sedini mungkin, produk, perkembangan dalam Startup dari para ahli Google, perspektif dan ilmu yang telah menjadi best practice di dunia teknologi, dan juga kerangka kerja Google. Selain itu, program ini memberi kami kesempatan untuk bertemu dengan Startup luar biasa lainnya dan mitra-mitra potensial untuk membuat visi kami terwujud,”
“Harapan kedepannya adalah Riliv bisa terus belajar lebih banyak dengan network-network dan partner Google, sehingga kedepannya Riliv bisa menjadi one stop application kesehatan mental,” tambah Maxi.
Google for Startups Accelerator: Southeast Asia merupakan sebuah program bimbingan selama tiga bulan dari berbagai praktisi di industri terkait untuk membantu startup menjawab tantangan baik dari segi teknis maupun bisnis.