Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manfaatkan momen valentine, inovasi menjadi kunci Dapur8 bertahan di tengah pandemi

Perayaan hari valentine tahun ini di Indonesia hadir dengan kondisi yang belum pernah ada di tahun sebelumnya dengan adanya fenomena social distancing. Meski adanya keterbatasan  untuk bertemu orang tersayang, Anda tetap bisa merayakan dengan mengirimkan kue atau makanan manis yang identik dengan hari kasih sayang. 


Memanfaatkan momen valentine pelaku UKM mulai menghadirkan produk yang sesuai untuk perayaan hari kasih sayang tersebut. Mereka melakukan beragam inovasi, tidak hanya berinovasi dalam produk, mereka juga memulai langkah baru untuk memasarkan produknya. Seperti yang dilakukan oleh Dapur8, pelaku UMKM asal Kota Madiun.



Neny Sulistiowati, yang akrab disapa Neny adalah seorang wanita berusia 39 tahun pemilik sebuah toko kue di Kabupaten Caruban, Kota Madiun, Jawa Timur bernama Dapur8. Neny dan adik bungsunya terlahir spesial dibanding kakak-kakaknya karena bertubuh tidak lebih tinggi dari 100cm. Ketika mengenyam pendidikan formal, Neny merasa tidak percaya diri untuk dapat diterima bekerja di perusahaan manapun. Lulus SMA, Neny mengajar anak SD dan SMP di lingkungan tempat ia tinggal untuk menyelesaikan PR selama sepuluh tahun sebelum memutuskan untuk belajar masak secara otodidak melalui resep dari Google dan berbisnis kuliner. 


Pada pertengahan tahun 2015, Neny memulai bisnis kue yang ia namakan Dapur8. Menurutnya, dapur adalah jiwa dari sebuah rumah tangga, sedangkan angka 8 diambil dari nomor rumah yang ditinggali dan juga harapan agar usahanya terus berjalan tanpa putus seperti angka 8. 



Menjelang perayaan hari valentine, pesanan kue biasanya meningkat dan Neny telah membuat inovasi untuk mendukung peningkatan pesanan. Dapur8 membuat terobosan dengan membuat paket valentine berisi cookies, coklat, botol minum, masker hingga strap mask. Pelanggan dapat memesan menu khusus ini minimal tiga hari sebelum perayaan valentine dan Dapur8 dapat mengirimkannya langsung kepada penerima.



Mulanya, Dapur8 hanya menerima pesanan kue ulang tahun, namun ketika pandemi Covid-19 menghantam di tahun 2020, Neny sadar semua orang lebih memprioritaskan untuk makan makanan sehari-hari dibanding kue karena omzetnya mulai menurun. Ia pun mengikuti kelas virtual Gapura Digital mengenai cara mengoptimalkan sosial media untuk bisnis. 



“Dari kelas ini saya lebih mengetahui target pasar yang dituju harus spesifik dan sesuai dengan minat masyarakat. Selain itu saya juga menjadi tau konten seperti apa yang cocok di tengah pandemi ini. Setelah pelatihan virtual, saya menyesuaikan konten dan berinovasi untuk membuka paket nasi kotak bulanan bagi komunitas sosial. Dan alhamdulillah usaha saya bisa bertahan di tengah pandemi,” ungkap Neny.


Laman Google Bisnisku dan website Dapur8


Salah satu ilmu yang paling Neny sukai ketika mengikuti kelas Gapura Digital adalah ketika membuat konten foto dan video produk yang menarik. Ia sadar tantangan terbesar ketika berbisbis sekarang adalah bagaiman menarik minat netizen melalui konten yang ditampilkan di platform media sosial. Platform ulasan dalam Google Bisnisku juga membantunya untuk terus belajar, tidak membatasi diri dengan hal baru, membuat inovasi produk, dan siap menerima kritik dan saran yang membangun.