Prediksi untuk Cloud di masa depan - Techo
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prediksi untuk Cloud di masa depan

Oleh Megawaty Khie, Country Director, Google Cloud Indonesia

Tahun 2020 sangat berbeda dari tahun-tahun biasanya. Aktivitas bekerja dan operasional bisnis yang harus dilakukan dari jarak jauh membuat perusahaan besar maupun kecil ramai-ramai beralih ke cloud demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja terdistribusi baru dan mempertahankan efisiensi operasional perusahaan.



Sejak diluncurkannya region Google Cloud Platform (GCP) di Jakarta enam bulan lalu, kami melihat sebuah momentum kuat seiring banyaknya perusahaan dari berbagai bidang industri yang beralih ke Google Cloud untuk membantu mentransformasikan operasional perusahaannya ke ranah digital.




Mempercayakan beban kerja penting perusahaan ke Google Cloud

Satu contoh yang sangat bagus terkait hal ini adalah ketika perusahaan-perusahaan di Indonesia memigrasikan beban kerja SAP-nya dari infrastruktur on-premise ke jaringan cloud publik.



Memindahkan beban kerja SAP ke cloud sama sekali bukan hal mudah. Banyak tim IT dari berbagai perusahaan kesulitan mengontrol biaya jangka pendek, kompleksitas, dan risiko yang muncul akibat migrasi SAP ke cloud. Sebagai akibatnya, perusahaan pun jadi ragu-ragu untuk memigrasikan SAP-nya ke cloud. Tentu saja hal ini dapat merugikan partner bisnis dan menguntungkan kompetitor yang mampu bergerak lebih gesit.



PT Blue Bird Tbk, yang merupakan pelanggan lama Google Cloud, sedang melakukan transformasi digitalnya. Baru-baru ini mereka meluncurkan platform multi-product, multi-channel, dan multi-payment generasi kelimanya: aplikasi MyBlueBird dengan Google Cloud. Bluebird juga memigrasikan beban kerja SAP-nya ke Google Cloud, sehingga mereka dapat mengoptimalkan sumber daya IT perusahaan sambil membangun infrastruktur lokal milik sendiri yang dapat diandalkan untuk berinovasi di masa depan.



Contoh lainnya adalah PT Link Net Tbk. Penyedia layanan Televisi Kabel dan Fixed Broadband Internet dengan merek First Media (segmen residensial) dan First Media Business (segmen korporat) telah menggunakan BigQuery untuk memecah-mecah data silo dan meningkatkan kecepatan kueri untuk melakukan insight data dalam pengambilan keputusan bisnis. Mereka pun sudah menerapkan sistem penagihan baru berbasis SAP di Google Cloud untuk meningkatkan keseluruhan efisiensi dan keamanan platform internalnya. 



Contoh terakhir adalah Semen Indonesia Logistik, yang merupakan bagian dari Semen Indonesia Group, mampu melanjutkan inisiatif strategis untuk memodernkan sistem keuangan dan logistiknya dengan menerapkan SAP S/4AHANA perusahaan ke Google Cloud. Memanfaatkan platform kami yang sangat skalabel dan dapat diandalkan, tim Keuangan dan Logistik perusahaan dapat merencanakan, memperkirakan, serta mengeksekusi keputusan bisnis dengan efisien dan efektif.





3 tren teknologi yang akan mendorong pemulihan bisnis 

Tahun 2020 mungkin sudah berlalu, tetapi untuk bisa bangkit dari dampak COVID-19 di tahun 2021, perusahaan yang akan berhasil adalah yang tidak hanya mementingkan pengalaman pengguna yang baik, tetapi juga mampu memprediksi perubahan kebiasaan pengguna dan menyesuaikan langkah perusahaan dengan cepat. 



Berikut pandangan kami mengenai tiga tren spesifik yang harus dipertimbangkan pemimpin bisnis untuk mendorong pemulihan serta kesuksesan bisnis di tahun 2021 dan seterusnya.



1. Setiap bisnis memerlukan platform digital

Platform fisik tak lagi cukup untuk menunjang bisnis yang sedang berkembang. Saat ini, pelanggan menuntut adanya platform digital dan itu terjadi di hampir setiap industri.


Penyedia layanan kesehatan memerlukan platform yang aman dan skalabel untuk mendukung layanan bagi pasien digital yang dikenal sebagai layanan telemedis (telemedicine). Dalam bidang retail, ada banyak perusahaan yang menggunakan AI dan machine learning untuk memberikan pengalaman online yang lebih baik dan lebih akurat.



2. AI dan ML akan menjadi pusat dari setiap strategi bisnis

Agar tetap gesit di masa yang tidak pasti seperti sekarang ini, bisnis harus terus belajar dan berinovasi lebih cepat lagi. Pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) akan berperan penting untuk mengambil insight-insight bermakna dari set data.


Misalnya, industri perbankan juga melakukan investasi AI untuk meningkatkan personalisasi, memberikan insight terkait kesejahteraan finansial, dan mengelola risiko dengan lebih baik. Bahkan industri yang belum menggunakan AI dan ML akan mulai bereksperimen dengan teknologi ini untuk menciptakan pengalaman yang lebih disesuaikan, dari mana saja.



3. Perusahaan harus merangkul cara kerja baru 

Dalam situasi kenormalan baru ini, kami melihat adanya kebutuhan terhadap lingkungan kerja yang bersifat hybrid -- lingkungan tempat para pekerja dapat berkolaborasi di platform cloud-native yang fleksibel untuk menciptakan ide-ide baru dan saling terhubung dengan satu sama lain. Perusahaan yang paling inovatif harus memikirkan kembali cara karyawan berkolaborasi, cara mendukung tenaga kerja di garis depan, dan cara mendigitalkan pengalaman pelanggan dengan cepat.



Maju sama sama

Bagaimana setiap perusahaan menanggapi tantangan — dan peluang — akan menentukan relevansinya di masa depan. Mereka yang menyongsong perubahan, tak peduli betapa tidak nyamannya perubahan tersebut, dan menyambut kesempatan untuk berubah secara fundamental, akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.


Saat ini kita semua sedang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, kami tetap berkomitmen untuk menyediakan platform cloud lokal kepada pelanggan kami di Indonesia untuk membangun masa depan yang tangguh