Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perempuan asal Sumatera Utara mengolah sumber daya alam menjadi kerajinan bernilai ekonomi tinggi

Hari Bumi diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya untuk mengapresiasi lingkungan di planet ini dan mengingatkan orang untuk membantu melindungi lingkungan. Berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat umum, pelaku industri, komunitas, hingga UMKM. Salah satunya dilakukan oleh pelaku UMKM yang mengolah limbah pohon menjadi kerajinan anyaman.



Eva Harlia, 38 tahun, merupakan pemilik Menday Gallery and Souvenir. Bisnis ini bergerak di bidang produksi dan pemasaran kerajinan anyaman yang berpusat di Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Ide usaha ini muncul ketika Eva menyadari banyaknya bahan baku anyaman tersedia di tempat tinggalnya.

“Di sini sangat banyak daun pandan dan purun namun saat itu kurang dimanfaatkan secara maksimal. Hati saya tergerak untuk mencari tahu bagaimana mengolah sumber daya alam ini menjadi barang bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga bisa menjadi sumber pendapatan bagi saya maupun orang-orang di sekitar saya,” ujar Eva.



Berbagai riset dan diskusi dilakukan Eva bersama teman-temannya, hingga pada tahun 2008 ia memutuskan untuk mengolah daun pandan dan purun tersebut menjadi kerajinan anyaman berupa tas, dompet, karpet, dan lainnya. Produk-produk ini dirancang agar memiliki ciri khas tersendiri dan dipasarkan dengan harga yang terjangkau untuk menarik minat konsumen. Hingga kini, ia sudah memiliki enam orang karyawan dengan omset per bulannya mencapai 30 juta rupiah.

Eva percaya bahwa produk yang bagus perlu diikuti kegiatan promosi yang bagus untuk menjangkau para konsumennya. Namun, keterbatasan pada pengetahuan itulah yang dimilikinya. Tidak mau terpaku pada keterbatasan tersebut, Eva giat mencari dan mengikuti berbagai pelatihan, termasuk pelatihan Gapura Digital untuk Wonderful Indonesia yang ia ketahui dari media sosial Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.



Pelatihan ini mengantarkan Eva bertemu dengan peserta yang memiliki visi dan misi serupa untuk mengembangkan usaha mereka masing-masing. “Sebuah keberuntungan yang sangat besar bagi saya bisa bergabung pada pelatihan ini. Di sini saya mendapatkan ilmu yang variatif yang mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan saya, khususnya di bidang marketing dan desain,” kata Eva.



Salah satu langkah yang dilakukan Eva adalah dengan memaksimalkan akun Google Bisnisku (GMB) miliknya. Sebelumnya ia sudah lama memiliki akun ini, namun baru dimanfaatkan dan dikelola dengan maksimal setelah mengikuti pelatihan. Di akun GMB, ia mengatur agar lokasi usahanya mudah ditemukan oleh pelanggan dan mengunggah foto-foto produknya. Usahanya juga semakin mudah ditemukan di Penelusuran Google setelah ia memaksimalkan fitur-fitur yang ada di dalam GMB.

Kepercayaan diri Eva dalam mengelola Menday Gallery and Souvenir semakin meningkat setelah ia juga melakukan promosi di media sosial. Konten-konten yang diunggah di GMB maupun media sosial dirasa semakin baik ketika ia mengetahui konsep desain yang menarik dari pelatihan ini. Selain banyak pelanggan yang melakukan pemesanan kembali, kerajinan anyaman asal Sumatera Utara ini juga mulai diekspor ke Singapura. Kini Menday Gallery and Souvenir bisa mendapatkan peningkatan omset hingga 30% atau menjadi 40 juta rupiah per bulan.