Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KG Media memanfaatkan data pihak pertama untuk memahami pembaca

Di Google for Media #7 kami akan mengupas lebih dalam tentang pemanfaatan data pihak pertama dan Privacy Sandbox bagi industri media. Saksikan webinar lengkap pada 29 Juni pukul 1 siang atau baca terus untuk cuplikan diskusi kami bersama Dian Gemiano, Chief Marketing Officer, KG Media.

Bagaimana Anda menggambarkan lanskap privasi di Indonesia? Apa yang Anda dengar dari penerbit lain tentang seperti apa masa depan yang mengutamakan privasi? Contohnya solusi seperti Privacy Sandbox?

Privasi data adalah sebuah topik baru dalam diskusi publik di Indonesia. Kami jauh di belakang pasar yang lebih maju seperti Amerika Utara, Eropa atau negara tetangga Australia. Saya tidak hanya berbicara tentang privasi data dalam iklan tetapi privasi data secara umum. Faktanya, sebagian besar orang Indonesia tidak menyadari bahwa mereka terlibat dalam interaksi privasi yang sensitif setiap harinya. 



Sebagai perusahaan media, kami memiliki kewajiban untuk mendidik dan meningkatkan kesadaran akan hal-hal penting tersebut, terutama dengan perkembangan dunia yang semakin digital. Di sisi lain, seiring dengan semakin banyaknya orang Indonesia yang peduli privasi, kami perlu mengurangi dampak pada model bisnis media inti kami, yaitu periklanan digital. 



Selama bertahun-tahun, model periklanan digital yang kita kenal telah bergantung pada cookie pelacakan yang berbahaya bagi privasi, juga telah membentuk ekosistem periklanan kita menjadi rumit seperti saat ini. Penerbit Indonesia melakukan pekerjaan paralel untuk menentukan praktik terbaik untuk privasi data sambil menjelajahi model periklanan berkelanjutan di luar cookie. Masa depan akan bergantung pada kemampuan kami untuk memperoleh dan memanfaatkan data pihak pertama yang tidak mudah sama sekali. 



Privacy Sandbox dapat menjadi salah satu solusi untuk mempersiapkan perubahan drastis dari internet tanpa cookie, tetapi kami perlu membuat inisiatif ini setransparan mungkin kepada semua pemangku kepentingan. Namun, dalam jangka panjang, saya yakin penerbit perlu membuat solusi mereka sendiri.




Langkah apa yang telah Anda ambil untuk mempersiapkan masa depan yang mengutamakan privasi? Apa yang perlu didapat penerbit dari menjadi lebih awal untuk terlibat? 

Selama lebih dari dua tahun, KG Media telah bereksperimen dengan proyek data pihak pertama. Tujuan dari proyek ini adalah untuk membangun kemampuan manajemen data pihak pertama yang sesuai dengan peraturan pemerintah. Proyek ini mencakup perbaikan pada pernyataan keikutsertaan kami yang diwajibkan secara hukum, meningkatkan jumlah pengguna deterministik, dan membangun teknologi kami sendiri untuk memahami dan mengelola data. 



Memang mudah untuk menyebutkan ketiga elemen tersebut, tetapi begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk dieksekusi. Memulai lebih awal berarti kami memahami kompleksitas lebih awal daripada yang lain, jadi kami berharap dapat menavigasi bagian perjalanan selanjutnya dengan lebih baik dan menentukan mitra mana yang akan diajak bekerja sama untuk meningkatkan dan mempercepat proyek.  




Apa tantangan yang telah Anda hadapi selama ini?

Memperoleh data dan mengembangkan teknologi yang memungkinkan kami untuk mengoperasikan dan mengaktifkan data tersebut secara komersial, tanpa melanggar peraturan privasi apa pun. Sekali lagi, tantangannya terletak pada eksekusi karena kami kekurangan bakat dan pengalaman di bidang ini.




Apa tantangan terbesar yang dihadapi penerbit di Indonesia terkait dengan privasi?

Indonesia tidak memiliki peraturan atau Undang-Undang privasi data yang komprehensif untuk dirujuk. Kami memiliki beberapa peraturan terkait privasi data yang termasuk dalam Rancangan Undang-Undang, tetapi tingkat kesadaran dan penegakan publik masih rendah. Draf RUU tentang Perlindungan Data Pribadi telah beredar namun belum disetujui oleh DPR. Mendapatkan kepercayaan publik akan menjadi tantangan mendasar. Selama bertahun-tahun, ketiadaan regulasi dan penegakan privasi data telah menyebabkan begitu banyak kejahatan dalam pelanggaran privasi data di Indonesia. Hal ini membuat orang menjadi sangat berhati-hati dan juga menjadi penghalang terbesar untuk memperoleh dan mengelola data pihak pertama untuk operator data yang sah.




Apa yang dilakukan Kompas selama ini untuk menjadi bagian dari ekosistem? Tantangan apa yang telah Anda hadapi selama ini?

Saat kami membangun kemampuan data kami sendiri, kami berbicara dengan pemangku kepentingan terkait untuk pendekatan terbaik. Kami membahas masalah privasi data dengan para pengiklan, mitra di bidang teknologi, juga pemerintah. Kami juga menjangkau sebanyak mungkin pemain melalui Asosiasi Media Digital karena kami hanya dapat memberikan dampak yang cukup besar jika kami melakukan ini bersama-sama sebagai sebuah industri.




Apakah Kompas pernah terlibat dalam salah satu diskusi terbuka Privacy Sandbox?

Tim IT dan data kami pernah terlibat dalam diskusi Privacy Sandbox di Github, tetapi sebagian besar hanya mengamati. Kami berharap untuk melihat semacam konsensus industri tentang solusi konkret.




Mengapa melindungi privasi dan keamanan pengguna penting untuk pertumbuhan dan pemulihan ekonomi?

Privasi dan keamanan pengguna selalu penting untuk pertumbuhan ekonomi yang sehat, terlepas dari situasi seperti pandemi Covid-19. Di dunia yang lebih digital, melindungi privasi pengguna akan melindungi Hak Asasi Manusia. Intinya, ini berarti melindungi kebebasan kita, yang memungkinkan kita mengakses peluang yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang seimbang.




Apa kesimpulan utama yang telah Anda pelajari terkait persiapan untuk masa depan yang mengutamakan privasi?

Pertama dan terpenting, kita semua perlu mendukung penuh inisiatif privasi data untuk masa depan yang lebih baik. Tidak ada keraguan tentang itu.


Dari sudut pandang pelaksanaan, mempersiapkan masa depan yang mengutamakan privasi adalah tugas yang rumit dengan masalah hukum dan teknis yang luas. Semakin awal kita memulai, semakin cepat kita akan belajar merancang pendekatan yang tepat untuk bisnis kita dan untuk industri. Pembelajaran penting lainnya adalah kita membutuhkan kolaborasi industri, kami tidak bisa melakukan ini sendirian.