Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pelaku UMKM asal NTT memaksimalkan penjualan produk secara digital

Memperingati Hari Nasional UMKM pada 12 Agustus 2021, tiga peserta program Dukung UMKM Indonesia Timur berbagi pengalaman mereka kembali bangkit di era pandemi.

Rensina menggunakan kain tenun Galeri Alekot



Kain tenun asal Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai karya seni yang memiliki ciri khas penenunnya serta memiliki keunikan tersendiri. Tidak ada lembar kain tenun yang sama persis. Selain itu motif-motif yang digunakan selama bertahun tahun juga memiliki kisah budaya warisan nenek moyang,



Rensina, 38 tahun, merupakan pemilik Galeri Alekot yang berlokasi di kota Soe, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Usaha yang ia jalankan bergerak di bidang kain tenun Timor. Ide usaha ini muncul dari kegemaran Rensina dalam mengoleksi kain tenun tradisional dan lambat laun koleksinya bertambah banyak hingga ia terpikir untuk menjual sebagian supaya bisa membeli kain yang lain. 



“Tahun 2016 saya mulai membuat media sosial dan memposting foto-foto tenun yang saya koleksi. Awalnya tentu tidak langsung ada pembeli. Setelah mulai ada transaksi, saya pergunakan keuntungan penjualan untuk beli kain lagi. Kurang lebih dua tahun, dan akhirnya punya cukup kain untuk dipajang di toko offline serta bermitra dengan penenun dari kampung pedalaman Timor yang memproduksinya menggunakan alat-alat tradisional khas Timor Tengah Selatan, akhirnya saya bisa sewa toko di dekat rumah” cerita Rensina. 

Proses pembuatan kain tenun Timor



Dalam menjalankan usahanya, beragam tantangan dialami oleh Rensina salah satunya pasar yang tidak terlalu luas (segmented) dan juga persaingan harga untuk memperebutkan pasar. Apalagi setelah pandemi, Rensina merasakan daya beli pasar yang menurun. Pesanan reguler dari butik atau produsen tas dan baju juga nyaris terhenti karena pasar mereka juga sepi. Sementara untuk keperluan individu maupun seremoni adat lokal juga terhambat karena kegiatan hajatan dan lain-lain dibatasi.



Sebagai upaya mengatasi tantangan tersebut, Rensina semakin banyak mengetahui pelatihan online bagi pelaku usaha yang bisa diikuti untuk menumbuhkan usahanya selama pandemi. Hingga ia mendapatkan informasi dari salah seorang temannya dan memutuskan mengikuti pelatihan Dukung UMKM Indonesia Timur yang difasilitasi Google bersama dengan Kementerian Perdagangan RI.



Banyak tips yang ia dapat saat mengikuti pelatihan khususnya untuk mewujudkan mimpinya dalam membesarkan Galeri Alekot. “Saya sudah pakai Google Map sekitar 2 tahun lalu, namun berkat pelatihan ini sekarang saya melengkapinya dengan Business Profile yang sebelumnya bernama Google Bisnisku. Hal ini membantu saya agar toko lebih mudah ditemukan konsumen yang mau datang. Tidak hanya itu saya juga mengikuti tips dari mentor mengenai foto produk, pelayanan konsumen, dan tips menghadapi kompetitor. Saya juga banyak belajar bagaimana menjaring konsumen baru dengan postingan dan promosi,” ungkap Rensina.



Rensina menyampaikan dengan menggunakan Business Profile banyak konsumen-konsumen baru yang bermunculan dan datang ke toko. “Saya bisa melihat insight dari Business Profile yang menunjukkan ada ratusan pencarian tiap minggu untuk toko Galeri Alekot. Saya bersyukur bahwa setidaknya Galeri Alekot mulai diketahui oleh banyak orang,” pungkas Rensina.