Oleh-oleh Ringan Dari Destinasi Wisata Puncak Lawang
Oleh-oleh ringan dari destinasi wisata puncak lawang – Beberapa waktu lalu, Selasa (8/3/22) rombongan keluarga SMPN 2 Lintau Buo, berkunjung ke destinasi wisata alam Puncak Lawang, Matur Kab. Agam Sumatera Barat. Sebagai oleh-oleh pulang dari Puncak Lawang pada kesempatan ini kami bagikan khusus untuk pengunjung situs matrapendidikan.com yang budiman.
Rombongan berangkat dari Nagari Tigo Jangko menggunakan armada bus "Nalar Kity Wisata" Lintau owner pak Damrizal. (Terima kasih, pak Dam).
Tengah hari, kami sudah sampai di area wisata Puncak Lawang. Cuaca agak dingin karena berada di ketinggian 1210 mdpl.
Pinggang bukit dikelilingi pohon pinus dan permukaan tanah agak miring.
Sebelumya, kami telah menempuh perjalanan sejauh 21 km atau sekitar 1 jam perjalanan dari kota Bukittinggi.
Setelah memasuki loket pembayaran tiket kami mencari tempat makan siang di lokasi yang ditumbuhi pohon pinus.
Sampai di pinggang bukit yang agak miring ini kami segera makan siang dengan bekal makanan yang sudah disiapkan di Tanjung Alam Bukittinggi.
Sekilas kami seakan berada di wisata Puncak Pato, Nagari Batu Bulek Lintau Kab. Tanah Datar.
Jika di Puncak Pato latar pemandangan alam di bawah sana adalah pemukiman penduduk, latar persawahan perbukitan dan sesudut Danau Singkarak.
Namun di Puncak Lawang kami melihat Danau Maninjau yang membiru yang dikelilingi perbukitan hijau. Konon luas Danau Maninjau lebih kurang 100 kilometer persegi.
Di area wisata Puncak Lawang banyak terdapat spot foto yang sayang dilewatkan sebagai oleh-oleh di bawa pulang. Kemudian sampai di rumah diunggah di akun media sosial tentunya.
Ada gubuk-gubuk sederhana yang terbuat dari kayu dan kursi untuk digunakan pengunjung menikmati langscape Danau Maninjau.
Nun jauh disana, di sekeling danau tampak perumahan penduduk dengan area tambak ikan.
Saat kami sampai di lokasi cuaca masih agak cerah sehingga berdiri memandang ke bawah sana seakan berada di negeri di atas awan.
Duduk di pinggiran menyamping dengan sedikit berimpovisasi, kita seakan dapat menciduk air danau Maninjau dengan gayung.
Di puncak lawang juga ada wahana permainan seperti flyng fox, lintasan jembatan ban, jembatan bergoyang dan paralayang.
Jelang turun kembali dari Puncak Lawang, kami sholat Zuhur terlebih dulu di musholla yang ada di Puncak Lawang. Mushollanya bersih dan nyaman.
Itulah sedikit oleh-oleh perjalanan wisata edukasi dari destinasi wisata alam Puncak Lawang.***