13 Jenis Pendekatan Pembelajaran Yang Patut Dikenali - Techo
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

13 Jenis Pendekatan Pembelajaran Yang Patut Dikenali

13 Jenis Pendekatan Pembelajaran Yang Patut Dikenali

BlogPendidikan.net
- Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Berikut 13 Jenis Pendekatan dalam Proses Pembelajaran:

1. Pendekatan Informasi

Memberi dorongan internal siswa untuk memahami dunia dengan menggali dan mengorganisasikan data, memecahkan masalah, dan mampu mengungkapkan. Yang termasuk dalam pendekatan ini adalah :
  • Pendekatan Pembelajaran berpikir induktif (khusus – umum)
  • Pendekatan Pembelajaran Inquiry (melatih siswa dalam penelitian)
  • Pendekatan Pembelajaran Pengembangan Kognitif (menyesuaikanproses pembelajaran terhadap kematangan siswa dan merancang cara-cara meningkatkan kecepatan perkembangan kognitif terutama kemampuan beargumentasi).
  • Pendekatan Peranan Awal (kemampuan mengolah informasi).
  • Pendekatan Memory (kemampuan mengingat).
2. Pendekatan Personal

Mengembangka kepribadian siswa dengan cara siswa mengoranisasikan pengalaman pribadinya. Pendekatan yang termasuk ked ala jenis ini adalah: 
  • Pendekatan Pembelajaran Tanpa Arah : Guru sebagai konselor dan menitikberatkan persahabatan dengan siswa.
  • Pendekatan Latihan Kesadaran : Mendorong timbulnya refleksi hubungan antar individu, citra, eksperimentasi dan keterampilan diri.
  • Pendekatan Sinetiks : Membantu siswa untuk mampu merancang suatu topic dan melaksanakan prosedur.
3. Pendekatan Interaksi Sosial

Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan kelompok sosialnya. Di dalam pendekatan ini ada pendekatan investigasi kelompok, pendekatan latihan laboratorium, dan lain-lain.

4. Pendekatan Sistem Perilaku

Mengubah perilaku nyata yang tampak dalam kaitannya dengan tugas yang dikerjakan. Dalam pendekatan ini ada pendekatan belajar control diri dan pendekatan latihan keterampilan dan pengembangan konsep.

5. Pendekatan Konstektual

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 

Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti.

Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya. Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting yaitu Mengaitkan, Mengalami, Menerapkan, Kerjasama, dan Mentransfer.

6. Pendekatan Konstrutivisme

Merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan. Peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. 

Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi. Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial.

7. Pendekatan Deduktif

Pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus. 

Contohnya : Seorang guru memberikan materi tentang volume balok kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru memberikan definisi dan konsep mengenai balok dan rumus volume balok. Kemudian guru menerapkan rumus volume tersebut pada beberapa contoh soal. Selanjutnya guru memberikan beberapa tugas kepada siswa yang sesuai contoh yang telah diberikan. Tugas ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan.

8. Pendekatan Induktif

Menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus  menuju keadaan umum. 

Contohnya : Diawal pembelajaran guru menyuruh siswa untuk membuat persegi panjang dengan menggunakan alat peraga berupa kertas. Siswa dituntut untuk membentuk kertas tersebut menjadi sebuah bangun persegi panjang. Siswa diperintah untuk berdiskusi tentang sifat – sifat bangun persegi panjang. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa dan guru sama – sama saling menyimpulkan mengenai sifat – sifat bangun persegi panjang.

9. Pendekatan Konsep

Pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. 

Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
  • Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
  • Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
  • Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
  • Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
10. Pendekatan Proses 

Merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. 

Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan  dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya. Contohnya : Dalam suatu pembelajaran guru akan mengajarkan materi tentang “ Teorema Phytagoras”. Pada awal pembelajaran guru memberikan rumus Teorema Phytagoras yaitu a² + b² = c². Kemudian siswa diminta untuk menemukan proses perolehan rumus tersebut.

11. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Memandang STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. 

Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah.

12. Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. 

Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 

Pendekatan ilmiah (saintifik appoach) meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.  Prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan pendekatan saintific antara lain :
  • Pembelajaran berpusat pada siswa
  • Pembelajaran membentuk student’s self concept 
  • Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari, menganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan, dan prinsip.
  • Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.
  • Pembelajaran meningkatkan motivasi
13. Pendekatan Realistik 

Sebuah pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu sendiri (Sofyan, 2007:8) sedangkan menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “Pendekatan realistik adalah pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar matematika”. Matematika Realistik yang telah diterapkan dan dikembangkan di Belanda teorinya mengacu pada matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktifitas manusia. Terdapat 5 prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu: 
  • Menggunakan konsep atau situasi
  • Menggunakan model : "model of" dan "model for"
  • Menggunakan hasil pemikiran siswa sendiri.
  • Interactivity
  • Intertwinning (saling mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya).