12 Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia Menyimak
BlogPendidikan.net - Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru untuk berinovasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.
Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Jadi, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi, dimana untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.
Berikut ini adalah 12 Teknik Pembelajaran Menyimak yang biasa digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah:
1. Simak ulang ucap
Teknik simak ulang ucap biasanya digunakan dalam melatih siswa melafalkan dengan tepat unit-unit bahasa mulai dari unit terkecil sampai unit terbesar misalnya fonem, kata, kelompok kata, kalimat, dan paragraf atau wacana pendek. Model ucapan yang akan diperdengarkan dan tiru oleh siswa harus dipersiapkan secara cermat oleh guru. Bila memungkinkan guru dapat merekam model itu dalam pita rekaman.
2. Simak tulis (dikte)
Teknik simak tulis dikenal juga dengan dikte. Latihan dikte menuntut keseriusan siswa seperti memusatkan perhatian, mengenali fonem, tanda-tanda baca, penulisan huruf besar, membedakan ujaran langsung dan tak langsung, memperhatikan permulaan atau akhir paragraf dsb.
3. Simak kerjakan
Teknik simak-kerjakan dalam pengajaran menyimak digunakan dalam memperkenalkan dan membiasakan siswa akan suruhan atau perintah. Biasanya
suruhan atau perintah itu tersirat dalam kata kerja dasar, kata kerja berakhiran –
kan, -i, atau –lah. Model suruhan atau perintah dipersiapkan oleh guru lalu
disampaikan secara lisan kepada siswa.
4. Simak terka
Dalam teknik simak-terka, guru menyiapkan deskripsi suatu benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Deskripsi tersebut disampaikan secara lisan
kepada siswa, kemudian siswa diminta menerka nama benda itu.
5. Memperluas kalimat
Guru mengucapkan kalimat sederhana. Siswa menirukan ucapan guru. Guru
mengucapkan kata atau kelompok kata. Siswa menirukan ucapan guru.
Selanjutnya siswa disuruh menghubungkan ucapan yang pertama dan kedua
sekaligus, sehingga menjadi kalimat yang panjang.
6. Menyelesaikan cerita
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan seksama. Guru berhenti bercerita, ceritanya baru sebagian. Cerita dilanjutkan oleh anak secara bergilir sampai cerita itu selesai sebagai suatu keutuhan. Cerita seperti ini seolah memaksa siswa untuk menyimak dengan teliti jalan ceritanya sambil menghayati cerita tersebut karena siswa dituntut menyelesaikan cerita secara bergilir.
7. Membuat rangkuman
Merangkum berarti menyingkat atau meringkas dari bahan yang telah
disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan secara singkat dan
kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang disimaknya. Bahan
yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan sederhana sesuai dengan
tingkat kematangan anak.
8. Menemukan benda
Guru menyiapkan sejumlah benda. Benda itu sebaiknya yang sudah dikenal
siswa. Benda-benda dimasukkan ke dalam kotak terbuka. Guru menyebutkan
nama benda, siswa mencari bendanya dalam kotak dan menunjukkan kepada
guru atau temannya.
9. Bisik berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut
membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan
itu kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya. Siswa terakhir menyebutkan pesan
itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
Baca Juga: 5 Desain Pembelajaran Abad 21
10. Melanjutkan cerita
Kelas dibagi atas beberapa kelompok. Satu kelompok beranggotakan empat
orang. Orang pertama dalam satu kelompok bercerita, tetapi ceritanya beru
sebagian; dilanjutkan dengan oleh anggota kedua, dan ketiga, kemudian
disudahi oleh siswa terakhir.
11. Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk. Dalam pembelajaran bahasa, paraprase biasanya diwujudkan dalam bentuk pengalihan bentuk puisi ke prosa atau memprosakan sebuah puisi. Guru mempersiapkan puisi sederhana yang sekiranya sesuai dengan karakteristik kelas yang dibelajarkan. Puisi tersebut dibacakan kepada siswa dan siswa menyimak dengan seksama. Pembacaan puisi tersebut hendaknya dengan jeda yang jelas dan intonasi yang tepat. Setelah selesai siswa disuruh bercerita isi puisi dengan bahasanya sendiri dalam bentuk prosa.
12. Kata kunci
Metode identifikasi tema, kalimat topik, dan kata kunci ini pada prinsipnya
sama. Perbedaannya terletak pada materi yang harus diidentifikasi. Identifikasi
tema untuk sebuah wacana atau cerita. Siswa disuruh menerka tema atau topik
maupun judulnya. Kalimat topik untuk semua paragraf. Sedangkan kata kunci
untuk sebuah kalimat. Apabila hal ini belum dapat dilaksanakan, guru dapat
melatih siswa dengan cara memberikan pertanyaan yang memancing ke arah
pengidentifikasian yang tepat. Hal ini juga baik untuk mengembangkan diskusi
kelas/kelompok, yang berarti pula memupuk kerjasama antar siswa.